Kata Pengantar

Bismillahirrahmanirrohim

Assalamu'alaikum wr.wb. segala puji hanya untuk Alloh Robb semesta alam dan salam serta sholawat selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan para mengikutnya hingga akhir zaman.

Alhamduluillah telah dibuka Blog Daulah Khilafatul Muslimin Wilayah Indonesia semoga ada manfaatnya untuk perjuangan menegakkan sistem Khilafah di muka Bumi ini.

Tentunya dalam awal pembuatan blog masih banyak kekurangan-kekurangannya, untuk itulah kritik dan saran yang bersifat membangun kami harapkan dari para pengunjung blog ini dan semoga bermanfaat untuk semua.

Semoga Alloh meridhoi amal usaha kita semua . Aamin

Indonesia, 28 Safar 1432 H
Wassalamu'alaikum wr.wb.
ADMIN

Maklumat

Maklumat

..Telah Dipilih AmirDaulah KhilafatulMuslimin WilayahIndonesia

Senin, 31 Januari 2011

Perjuangan Menegakkan Khilafatul Muslimin

oleh : Akhi Aziz Al-Izzah


Assalamu'alaikum warahmatullah....
Semoga ikhwan-akhwat semua dalam lindungan Allah swt, khususnya buat ummi dan makcik yang ada di seberang sana semoga mudah urusan hari ini lagi dirahmati, aamiin....
Admin pagi ini mau berbagi ibarat kepada anggota, ini ilmu yang ana dapatkan dari seorang ustadz -semoga Allah merahmati dan meridhoi langkahnya, aamiin- beberapa bulan lalu.
Dewasa ini, kata-kata "Khilafah" mulai tidak asing lagi di telinga, betul kan? Alhamdulillah artinya akan masuk periode masa ke-5 dimana Khilafah ala minhaj Nubuwwah sudah tegak kembali dan dunia benar-benar berada dalam kedamaian di bawah naungan sistem Islam yakni Khilafah.

Dulu ana pernah sharing dengan seorang ikhwan yang masa itu dia sekolah di Timur Tengah, bicara mengenai Khilafah dia katakan bahwa itu hanya sampai masa-masa Khalifaturrasyidin saja, setelahnya hingga kini kita mengikuti Sistem pemerintahan yang ada. Dalam hati ana "Masya Allah, jauh-jauh sekolah ke Timur Tengah kenapa justru dapat pemahaman seperti ini, bukannya lebih cemerlang daripada kita yang ada di Indonesia. Itu artinya zaman kita sekarang dimana pun Islam itu sama, pecah belah dimana-mana melahirkan pemahaman yang tidak sempurna dan entah itu di Timur Tengah, Amerika, Afrika, Eropa, Indonesia, Malaysia dan Negara mana pun jua. Oke, tapi itu bukan pembahasan pagi ini tetapi hanya gambaran individual seorang Muslim mewakili suatu Wilayah. Jadi kita tinggalkan yah.

Ikhwan fillah...
Dalam meneriakkan Khilafah dan mengajak kaum Muslimin bersatu disana, sebenarnya bukan sekedar teriakan mengajak lalu disambut, sambut menyambut untuk melanjutkan teriakan. Namun dalam memanggil kaum Muslimin kepada Khilafah tentunya ada wujud atau wadah yang tersediakan. Hmm, sepertinya untuk mempermudah ana berikan contoh:
Seorang dokter memberikan obat pereda sakit kepada pasiennya. Oleh dokter dipesankan Harap minum obat ini 3x sehari selama masa sakit Insya Allah sakitnya reda. Lalu oleh pasien ini obat itu diberitakan kemana-mana "Minum obat ini 3x sehari selama sakit niscaya sakitnya reda. Kemana pun dia umumkan minum 3x sehari.........., begitulah sehari-hari yang dilakukan. Sayangnya dia belum minum obat tersebut. Kira-kira kalau ada yang bertanya: "Ohya, rasanya gimana, pahit kah?" atau "memang berapa hari baru bisa reda sakitnya?" atau "Apa efek samping meminum obat itu?" Apakah dia bisa menjawab? Sepertinya dia akan kebingungan meskipun dia sangat yakin ajakannya tidak salah. Orang-orang kemungkinan besar malah bingung, walaupun ada juga akhirnya yg mau ikut teriakkan obat itu bagus. :)
Atau, ada tuan tanah yang menjanjikan petani "Jika mencangkul di salahsatu sawah saya paling ujung disana, di pinggiran bukit, maka anda saya sewa besar, tapi garap bersama petani-petani yg lain secara rame-rame." Lalu diumumkan lah si petani ini ke Desa jika mencangkul di salahsatu sawah tuan tanah paling ujung disana, di pinggiran bukit, maka para petani dapat sewa besar. Kemana-mana ngajak petani yang lain untuk ayo ini ada titipan cangkul sawah di salahsatu ladang tuan tanah. tidak lupa petani yang mengajak ini menyuruh ajak teman-teman yang lain? sementara petani ini belum memulai, hanya sibuk mengajak. Masya Allah, entahlah kapan dimuali garap sawahnya dan akan dimulai darimana.....
Ada lagi orang yang baru paham shalat jama'ah secara lengkap dari seorang ustadz tapi dia sebelumnya belum pernah berjama'ah. Oleh ustadznya tolong ini ajarkan kepada kaum muslimin. Maka dia ngajarkan ke orang lain pentingnya shalat berjama'ah lalu dia rekomendasikan shalat berjama'ah kepada orang-orang. Dia bahas semua mulai dari segala sisi, keafdhalan jama'ah shalat, Imam dan lengkap syarat2nya. Shalat jama'ah ini belum dilaksanakan, masih sebatas mengajak hingga dapat terkumpul jama'ah sebanyak2nya demi keafdhalan shalat. Siang malam mengajak orang-orang yang dijumpai mengajak shalat berjama'ah. Terus dan terus mengajak. Rupanya orang-orang yang diajak belum pernah berjama'ah shalat juga, lalu diangkatlah dia yang mengajak tersebut karena mereka menilai dia yang pantas. Eh, dia menolak sebab menurut syarat imam yang dia pahami, dia belum layak menjadi imam.

Masya Allah, memang benar-benar musibah kalau hal ini terjadi dalam proses mengajak kepada kekhalifahan Islam karena inilah satu bagian kisah yang menjadi fenomena dalam mengajak kepada persatuan.

Memang ada yang salah dengan ketiga contoh diatas. Si pasien seharusnya dia minum obat yang diberikan dokter. sambil dia menceritakan khasiat obat kepada orang lain dia juga dapat langsung merasakan hasil obat tersebut sehingga ucapannya sesuai dengan perbuatan.
Si petani, silahkan dia mengajak tetapi jangan lupa garapan sawah yang dimaksudkan oleh tuan tanah. Bukan mengajak tapi tanahnya nggak digarap-garap. Kan tidak sesuai dengan kehendak tuan tanah yang walaupun si petani maksudnya ingin melaksanakan perintah tuan tanah tadi.
Yang ngajak shalat juga, praktekkan shalat tersebut sambil mengajak orang lain shalat. Jangan lupa belajar bagaimana orang-orang yang telah melaksanakan shalat berjama'ah sebelumnya, apa mesti lengkap syarat2nya dahulu baru boleh diangkat jadi imam? Padahal ada sisi prioritas lain mengangkat seorang dari jama'ah untuk menjadi imam jika yg penuhi syarat imam tidak ada. Bukankah begitu?

Catatan:
Tulisan ini bukan ana niatkan menyinggung persaan teman-teman atau pihak tertentu, tetapi ana hanya berusaha menyampaikan kebenaran yang ana pahami dalam memperjuangkan Khilafah yakni sistem Allah yang diamanahkan kepada kaum Muslimin. Mengajak orang-orang kepada Khilafah yang disana ada Khalifahnya. Dan kalau tidak ada khalifahnya maka jangan teriakkan Khilafah, Khilafah supaya tidak kena dengan ayat Allah QS. As Shaff (61) ayat 2-3:
"Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan."

1 komentar: