Kata Pengantar

Bismillahirrahmanirrohim

Assalamu'alaikum wr.wb. segala puji hanya untuk Alloh Robb semesta alam dan salam serta sholawat selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan para mengikutnya hingga akhir zaman.

Alhamduluillah telah dibuka Blog Daulah Khilafatul Muslimin Wilayah Indonesia semoga ada manfaatnya untuk perjuangan menegakkan sistem Khilafah di muka Bumi ini.

Tentunya dalam awal pembuatan blog masih banyak kekurangan-kekurangannya, untuk itulah kritik dan saran yang bersifat membangun kami harapkan dari para pengunjung blog ini dan semoga bermanfaat untuk semua.

Semoga Alloh meridhoi amal usaha kita semua . Aamin

Indonesia, 28 Safar 1432 H
Wassalamu'alaikum wr.wb.
ADMIN

Maklumat

Maklumat

..Telah Dipilih AmirDaulah KhilafatulMuslimin WilayahIndonesia

Senin, 31 Januari 2011

Catatan Amir Daulah

Bismillahirrahmanirrahim.

1. Allah swt berfirman : Qs. An Nisa : 59 bahwa orang yang beriman diwajibkan untuk ta'at kepada Allah, Rasul dan Ulil Amri mereka.

2. Ulil Amri yang dimaksud sepeninggal Rasulullah saw tidak lain adalah Khalifah, demikian yang dipraktekkan dan dita'ati oleh para sahabat sepeninggal beliau.

3. Alhamdulillah, kami bersyukur, kaum muslimin sudah mulai menyadari kewajiban mereka berjama'ah dan berkhilafah dan menyadari bahwa tanpa berjama'ah dan berkhilafah (berpecah belah) mereka belum melaksanakan kewajiban dengan benar atau berdosa. Semoga yang demikian itu termasuk proses dalam pembuktian kebenaran janji Allah dalam surat An Nuur ayat 55 dan janji Rasulullah bahwa akan tegak Khilafah 'Alaa Minhajin Nubuwwah di akhir zaman.

4. Seorang Khalifah yang sudah dibai'at sekarang ini tidak lebih baik daripada seorang Nabi yang membawa misi risalah, dan kekhalifahan yang dimaklumatkan tentu tidak lebih baik pula dari kekhalifahan yang dibangun oleh seorang Nabi (Muhammad Shalallahu 'alaihi Wasallam) sebagai Khalifatullah Fil 'Ardh, maka ketika Nabi di awal da'wahnya belum mendapat dukungan dari ummatnya, belum memiliki wilayah kekuasaan, dan belum pula di restui oleh para Ulama ahli kitab pada zamannya tidaklah membuat eksistensi Nabi tersebut sebagai Khalifatullah Fil 'ardh menjadi batal, demikian pula Kekhalifahan yang dimaklumatkan sekarang ini.

5. Semoga Maklumat yang disampaikan kepada segenap kaum muslimin di seluruh penjuru dunia ini dapat sampai kepada mereka dan diterima dan didukung oleh hati-hati yang tulus dan jujur semata-mata berharap ridha Allah tanpa terpengaruh oleh hal-hal duniawi sedikitpun, baik berupa wilayah kekuasaan, jabatan, kekuatan militer, dan lain-lain. akan tetapi semata-mata dalam rangka bersatu padu melaksanakan ayat-ayat Allah sesuai dengan kemampuan masing-masing dan semoga kita dipandaikan oleh Allah dalam melaksanakan tugas suci untuk meninggikan kalimat Allah, senantiasa dalam ridha dan maghfirah-Nya. Aamin.

Wassalam.

Tertanda

Amir Daulah Khilafatul Muslimin yang berpusat di Sumbawa Barat.

"Zulkifli Rahman"
Selengkapnya...

Profil Amir Daulah Khilafatul Muslimin


DA’I MUDA DARI WILAYAH TIMUR INDONESIA 

Lahir dari seorang bapak yang guru sekolah, Zulkifli Rahman kecil memang sudah terbiasa dengan dunia pendidikan, termasuk di dalamnya kebiasaan tinggal berpindah-pindah sebagaimana lazimnya keluarga guru sekolah lainnya yang sering berpindah tempat tugas dari kampung satu ke kampung lainnya.
Ust. Zul, demikian Ust. Zulkifli Rahman akrab dipanggil, adalah anak I (pertama) dari Bapak bernama Abdurrahman Al-Chatib (72) dan Ibu Syifa’ Baraja’ (56), beliau lahir pada 07 Sya’ban 1387/ 09 November 1967 di Sumbawa- NTB. Di “Pulau madu” ini pula beliau memulai jenjang pendidikan dasarnya (SD) pada tahun 1972 hingga 1978, kemudian beliau melanjutkan tingkat SLTP-nya di SMP 2 Mataram (Pulau Lombok) yang termasuk SMP favorit di NTB waktu itu (1978–1982), di sekolah negeri tersebut beliau harus duduk selama 4 tahun.

Pendidikan Agama dan pengalaman organisasi.


Ust. Zulkifli Rahman terlahir dan dibesarkan dari lingkungan keluarga yang taat dan peduli dengan pendidikan agama bagi anaknya. Begitu tamat dari pendidikan SLTP di Mataram, orang tuanya mengantar untuk menuntut ilmu di Kulliyatul Mu’allimin Islamiyah (KMI) Pondok Pesantren Modern Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Di sanalah pendidikan agama mulai didapatnya secara formal. Kebalikan dari masa SMP-nya yang tinggal kelas, masa pendidikan di KMI Pondok Gontor yang seharusnya ditempuh selama 6 tahun bisa diselesaikannya selama 4 tahun saja, “kebetulan ketika itu sedang dibuka eksperimen lompat kelas dan alhamdulillah saya bisa langsung naik dari kelas I ke kelas III kemudian langsung ke kelas V dan kelas VI” urai beliau tentang hal tersebut.
Selama di Pondok Gontor pula, Amir Khilafatul Muslimin Wilayah Nusa tenggara tersebut, pernah menjadi pengurus beberapa organisasi santri, di antaranya; pernah menjadi pengurus koperasi santri, bagian keamanan pondok bahkan pernah menjabat jadi sekretaris bagian ini, dalam Pramuka beliau juga pernah menjadi Pembina Gugus Depan (GUDEP), pernah bergelut dalam perguruan beladiri Tapak suci Putra Muhammadiyah, Karate dan beladiri Buthong Fai.
Sederet aktifitasnya dalam dunia pesantren tersebut memberikan beliau pengalaman yang bermanfaat untuk pengamalan ilmunya dalam lingkungan masyarakat dan lembaga pendidikan setelah itu.
Setamat dari Pondok Gontor 1987 beliau langsung menjadi tenaga pengajar di pondok pesantren Al-Ikhlas-Taliwang, Sumbawa Barat-NTB, yang merupakan salah satu Pondok yang didirikan oleh alumni senior beliau dari Pondok Gontor, KH. Zulkifli Muhadli (sekarang Bupati Sumbawa Barat). Di sana beliau mengajar Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Matematika dan lain sebagainya, hingga setahun kemudian tepatnya tahun 1987 hingga 1988 sempat merantau ke Lampung, kemudian kembali lagi ke kampung halaman dan mengajar di Pondok Al-Ikhlas tahun 1989.
Menikah hingga Kongres Mujahidin
Setelah lama malang melintang di dunia pendidikan baik itu mengajar, berda’wah di masyarakat dan terus belajar ke berbagai tempat dalam dan luar negeri, beliau-pun mengakhiri masa lajangnya dengan menikahi Ustz. Zakiyah Baraja’, salah seorang sepupunya yang merupakan anak dari adik ibu beliau Bapak Najib Baraja’ (sekarang Mas’ul Ummah Mataram), hari bersejarah tersebut tercatat rapi di memori beliau, yaitu; tanggal 20 Rabi’ul Awwal 1416/ 17 Agustus 1995. Dari pernikahan tersebut beliau “baru” dikaruniai 7 orang anak, 5 laki-laki dan 2 orang perempuan. Tentang jumlah anak beliau pernah mengungkapkannya di suatu ketika “Kalau orang pada umumnya tidak akan menolak kalau dikasih Allah rezeki harta sebanyak-banyaknya, maka kenapa harus menolak dikasih banyak anak kalau itu diyakini sebagai rezeki dari Allah juga?”
Tahun-tahun setelah pernikahannya, Ust. Zul terus aktif membina ummat dan membagi ilmu serta pengalamannya kepada binaannya, waktu itu beliau belum memiliki wadah yang kongkrit bagi da’wahnya, sampai-sampai masyarakat sekitar-pun pernah menyebut majelis ta’lim binaannya dengan Jama’ah Al-Hadid yang dinisbatkan kepada nama bengkel las yang beliau kelola sendiri.
Oleh karena itu ketika Maklumat Khilafatul Muslimin dikeluarkan pertama kali pada tahun 1997 beliau serta merta menyambut dan mulai menggalang kesatuan ummat di bawah sistim khilafah, khususnya bagi binaan beliau yang berada di Wilayah Nusa Tenggara, meskipun Khalifah, Ust. Abdul Qadir Hasan Baraja’ sendiri masih menjalani masa-masa akhir tahanan penjara sejak tahun 1980, hingga beliau resmi keluar pada awwal tahun 2000.
Merasa mendapat kesempatan menyuarakan persatuan ummat di bawa panji Khilafah, Ust. Zulkifli Rahman kemudian melibatkan diri secara langsung dalam penyelenggaraan Kongres Mujahidin Indonesia I di Jogjakarta tahun 2000. Beliau ikut memprakarsai dan ikut sebagai panitia dalam acara berskala nasional tersebut, salah satu alasannya menurut beliau adalah; karena dalam proposalnya kongres tersebut mencantumkan tujuannya mewujudkan Wihdatul Ummah Wal Imamah (Bersatunya ummat dalam satu kepemimpinan Islam) yaitu; khilafah. Namun karena kongres tersebut ternyata hanya membuahkan suatu organisasi yang berbentuk aliansi (tansiq) yang bernama Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) beliau kemudian menarik diri dan tidak mau lagi berkecimpung di dalamnya.
Pasca Kongres, Ust. Zulkifli Rahman kembali aktif menyuarakan khilafah kepada ummat Islam, sambil menyusun dan membina struktural jama’ah yang ada di Nusa tenggara. Selama beberapa tahun dari 1995 hingga 2003 beliau diamanahkan sebagai Koordinator dan Pembina untuk wilayah Nusa tenggara sebelum resmi terbentuknya struktural Wilayah yang membawahi tingkat Ummil Quro yang sudah ada 3 waktu itu, yaitu; Ummil Quro Sumbawa, Dompu dan Bima serta beberapa Mas’uliyat di bawah masing-masing Ummil Quro tersebut.
Tahun 2003, Khalifah/ Amirul Mukminin pun merestui ditingkatkannya status Koordinator Wilayah menjadi Keamiran Wilayah Nusa tenggara. Secara otomatis ummat-pun butuh seorang Amir untuk memimpin struktural tersebut. Setelah melalui berbagai proses dan pertimbangan, dengar pendapat, nasehat dari berbagai pihak dalam jama’ah, terutama para senior serta para “Ash-Shabbiquun-al awwaluun” Ust. Zulkifli Rahman secara aklamasi dipilh sebagai Amir wilayah Nusa Tenggara tahun 2003 dan terus-menerus hingga sekarang jabatan tersebut masih diamanahkan ummat kepadanya. (AHMAD M.S)
Nama Zulkifli Rahman
TTL Sumbawa, 07 Sya’ban 1387 / 09 November 1967
Pendidikan SD tahun 1972 hingga 1978 di Sumbawa
SLTP 1978–1982 di Mataram
SLTA 1982-1986 di Pondok Modern Gontor
Istri pertama : Zakiyah Baraja’ (28 tahun)
Anak-anak
1. Munirah Afiah, 25/11/1996,
2. Ammar Muh. Naji, 24/02/1998,
3. Athiyah Zulfa, 22/06/1999,
4. Ahsan shiddiqi, 09/10/2001,
5. Anas Faiq Qoswari, 15/06/2003
6. Khalis Yusron Akbar, 25/03/2005,
7. Abdul Halim Syakur, 10/04/2006.
8. Hafidz (2007)
9. Laki-laki (2009)
Istri kedua : Risma
Jabatan Amir Wilayah Nusa Tenggara, 2003-2010.
Terpilih menjadi Amir Daulah Khilafatul Muslimin pada tanggal 1 Muharam 1432 H/7 Desember 2010 M

Selengkapnya...

DEFINISI BAI'AT DAN PENGERTIANYA

Bai'at menurut bahasa arab adalah asal kata YABI'U-BAA'A yaitu artinya menjual. Bai'ah berarti Penjualan atau jual beli.
Menurut Istilah ialah Suatu perjanjian terhadap Alloh swt yang wajib dipenuhi / dipatuhi oleh seorang hamba Alloh untuk mendapat balasan dari sisi-Nya

Dalil tentang Bai'at : QS. Al-fath (48):10

إِنَّ الَّذينَ يُبايِعونَكَ إِنَّما يُبايِعونَ اللَّهَ يَدُ اللَّهِ فَوقَ أَيديهِم ۚ فَمَن نَكَثَ فَإِنَّما يَنكُثُ عَلىٰ نَفسِهِ ۖ وَمَن أَوفىٰ بِما عٰهَدَ عَلَيهُ اللَّهَ فَسَيُؤتيهِ أَجرًا عَظيمًا

Bahwasanya orang-orang yang berbai'at kepada kamu sesungguhnya mereka berbai'at kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barang siapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barang siapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar.

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Bai'at itu sebenarnya janji-janji seorang mu'min kepada Alloh swt, maka Rosululloh saw sebagai pelaksana hanyalah berfungsi sebagai saksi hanya Alloh saja yang berhak memberi balasan / ganjaran bai'at.
Orang yang mengikuti pola kepemimpinan Rosululloh saw yaitu Kholifah dengan sistem kekhilafahanya berhak menjadi pelaksana bai'at demi terwujudnya ajaran Alloh dan Rosul-Nya dalam kehidupan bermasyarakat.

ISI BAI'AT
Karena Bai'at berfungsi sebagai suatu perjanjian yang mengikat, isinyapun berubah-ubah menurut kepentinnganya. Oleh karena itu para sahabat yang berbai'at kepada Rosululloh saw pun tidak senantiasa mengucapkan kalimat yang sama.
sebagai contoh Bai'at Aqobah, Bai'at Ridwan, Bai'at para wanita yang ikut berhijrah, dan bai'at yang sewaktu-waktu ditawarkan Rosululloh saw keseluruhan isinya sesuai dengan kepentingannya.
Wallohu'alam Selengkapnya...

Acara Mabit Bersama Amir Daulah

MABIT RUTIN BULANAN JAMA'AH KHILAFATUL MUSLIMIN. Tgl. 28 Syawwal 1431 h/ 6 Oktober 2010M Pukul 20.30 Wita- Selesai, atas rahmat Allah SWT berlangsung dengan lancar, aman dan tertib. Tema kajian kali ini adalah tafsir Al Qur'an Surat Huud: 6-11, sebagai berikut:
6. Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).
7. Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu Berkata (kepada penduduk Mekah): "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati", niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata".
8. Dan Sesungguhnya jika kami undurkan azab dari mereka sampai kepada suatu waktu yang ditentukan. niscaya mereka akan berkata: "Apakah yang menghalanginya?" lngatlah, diwaktu azab itu datang kepada mereka tidaklah dapat dipalingkan dari mereka dan mereka diliputi oleh azab yang dahulunya mereka selalu memperolok-olokkannya.
9. Dan jika kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari kami, Kemudian rahmat itu kami cabut daripadanya, Pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih.
10. Dan jika kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata: "Telah hilang bencana-bencana itu daripadaku"; Sesungguhnya dia sangat gembira lagi bangga,
11. Kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh; mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar. 



Selengkapnya...

Perjuangan Menegakkan Khilafatul Muslimin

oleh : Akhi Aziz Al-Izzah


Assalamu'alaikum warahmatullah....
Semoga ikhwan-akhwat semua dalam lindungan Allah swt, khususnya buat ummi dan makcik yang ada di seberang sana semoga mudah urusan hari ini lagi dirahmati, aamiin....
Admin pagi ini mau berbagi ibarat kepada anggota, ini ilmu yang ana dapatkan dari seorang ustadz -semoga Allah merahmati dan meridhoi langkahnya, aamiin- beberapa bulan lalu.
Dewasa ini, kata-kata "Khilafah" mulai tidak asing lagi di telinga, betul kan? Alhamdulillah artinya akan masuk periode masa ke-5 dimana Khilafah ala minhaj Nubuwwah sudah tegak kembali dan dunia benar-benar berada dalam kedamaian di bawah naungan sistem Islam yakni Khilafah.

Dulu ana pernah sharing dengan seorang ikhwan yang masa itu dia sekolah di Timur Tengah, bicara mengenai Khilafah dia katakan bahwa itu hanya sampai masa-masa Khalifaturrasyidin saja, setelahnya hingga kini kita mengikuti Sistem pemerintahan yang ada. Dalam hati ana "Masya Allah, jauh-jauh sekolah ke Timur Tengah kenapa justru dapat pemahaman seperti ini, bukannya lebih cemerlang daripada kita yang ada di Indonesia. Itu artinya zaman kita sekarang dimana pun Islam itu sama, pecah belah dimana-mana melahirkan pemahaman yang tidak sempurna dan entah itu di Timur Tengah, Amerika, Afrika, Eropa, Indonesia, Malaysia dan Negara mana pun jua. Oke, tapi itu bukan pembahasan pagi ini tetapi hanya gambaran individual seorang Muslim mewakili suatu Wilayah. Jadi kita tinggalkan yah.

Ikhwan fillah...
Dalam meneriakkan Khilafah dan mengajak kaum Muslimin bersatu disana, sebenarnya bukan sekedar teriakan mengajak lalu disambut, sambut menyambut untuk melanjutkan teriakan. Namun dalam memanggil kaum Muslimin kepada Khilafah tentunya ada wujud atau wadah yang tersediakan. Hmm, sepertinya untuk mempermudah ana berikan contoh:
Seorang dokter memberikan obat pereda sakit kepada pasiennya. Oleh dokter dipesankan Harap minum obat ini 3x sehari selama masa sakit Insya Allah sakitnya reda. Lalu oleh pasien ini obat itu diberitakan kemana-mana "Minum obat ini 3x sehari selama sakit niscaya sakitnya reda. Kemana pun dia umumkan minum 3x sehari.........., begitulah sehari-hari yang dilakukan. Sayangnya dia belum minum obat tersebut. Kira-kira kalau ada yang bertanya: "Ohya, rasanya gimana, pahit kah?" atau "memang berapa hari baru bisa reda sakitnya?" atau "Apa efek samping meminum obat itu?" Apakah dia bisa menjawab? Sepertinya dia akan kebingungan meskipun dia sangat yakin ajakannya tidak salah. Orang-orang kemungkinan besar malah bingung, walaupun ada juga akhirnya yg mau ikut teriakkan obat itu bagus. :)
Atau, ada tuan tanah yang menjanjikan petani "Jika mencangkul di salahsatu sawah saya paling ujung disana, di pinggiran bukit, maka anda saya sewa besar, tapi garap bersama petani-petani yg lain secara rame-rame." Lalu diumumkan lah si petani ini ke Desa jika mencangkul di salahsatu sawah tuan tanah paling ujung disana, di pinggiran bukit, maka para petani dapat sewa besar. Kemana-mana ngajak petani yang lain untuk ayo ini ada titipan cangkul sawah di salahsatu ladang tuan tanah. tidak lupa petani yang mengajak ini menyuruh ajak teman-teman yang lain? sementara petani ini belum memulai, hanya sibuk mengajak. Masya Allah, entahlah kapan dimuali garap sawahnya dan akan dimulai darimana.....
Ada lagi orang yang baru paham shalat jama'ah secara lengkap dari seorang ustadz tapi dia sebelumnya belum pernah berjama'ah. Oleh ustadznya tolong ini ajarkan kepada kaum muslimin. Maka dia ngajarkan ke orang lain pentingnya shalat berjama'ah lalu dia rekomendasikan shalat berjama'ah kepada orang-orang. Dia bahas semua mulai dari segala sisi, keafdhalan jama'ah shalat, Imam dan lengkap syarat2nya. Shalat jama'ah ini belum dilaksanakan, masih sebatas mengajak hingga dapat terkumpul jama'ah sebanyak2nya demi keafdhalan shalat. Siang malam mengajak orang-orang yang dijumpai mengajak shalat berjama'ah. Terus dan terus mengajak. Rupanya orang-orang yang diajak belum pernah berjama'ah shalat juga, lalu diangkatlah dia yang mengajak tersebut karena mereka menilai dia yang pantas. Eh, dia menolak sebab menurut syarat imam yang dia pahami, dia belum layak menjadi imam.

Masya Allah, memang benar-benar musibah kalau hal ini terjadi dalam proses mengajak kepada kekhalifahan Islam karena inilah satu bagian kisah yang menjadi fenomena dalam mengajak kepada persatuan.

Memang ada yang salah dengan ketiga contoh diatas. Si pasien seharusnya dia minum obat yang diberikan dokter. sambil dia menceritakan khasiat obat kepada orang lain dia juga dapat langsung merasakan hasil obat tersebut sehingga ucapannya sesuai dengan perbuatan.
Si petani, silahkan dia mengajak tetapi jangan lupa garapan sawah yang dimaksudkan oleh tuan tanah. Bukan mengajak tapi tanahnya nggak digarap-garap. Kan tidak sesuai dengan kehendak tuan tanah yang walaupun si petani maksudnya ingin melaksanakan perintah tuan tanah tadi.
Yang ngajak shalat juga, praktekkan shalat tersebut sambil mengajak orang lain shalat. Jangan lupa belajar bagaimana orang-orang yang telah melaksanakan shalat berjama'ah sebelumnya, apa mesti lengkap syarat2nya dahulu baru boleh diangkat jadi imam? Padahal ada sisi prioritas lain mengangkat seorang dari jama'ah untuk menjadi imam jika yg penuhi syarat imam tidak ada. Bukankah begitu?

Catatan:
Tulisan ini bukan ana niatkan menyinggung persaan teman-teman atau pihak tertentu, tetapi ana hanya berusaha menyampaikan kebenaran yang ana pahami dalam memperjuangkan Khilafah yakni sistem Allah yang diamanahkan kepada kaum Muslimin. Mengajak orang-orang kepada Khilafah yang disana ada Khalifahnya. Dan kalau tidak ada khalifahnya maka jangan teriakkan Khilafah, Khilafah supaya tidak kena dengan ayat Allah QS. As Shaff (61) ayat 2-3:
"Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan."
Selengkapnya...

Khilafatul Muslimin

Khilafatul Muslimin

Sahabat …
begitu indahnya kebersamaan dan persahabatan ini
tanpanya hidup ini terasa gersang dan hampa
penuh dengan ego dan amarah

sahabat …
rugi bila kita tak jalin kebersamaan
hampa bila kita tak pupuk tali kasih sayang

dalam kebersamaan
kita bersatu penuh kasih
Dalam satu tali persaudaraan
di asah oleh kesabaran
dibalut keikhlasan

sahabat…
dalam kebersamaan ini
bersama kita dalam duka
Tertawa dalam canda
merajut asa bersama
dibungkus kecintaan yg sama

dengannyalah kita saling berbagi
menumpahkan segala asa dalam dada
mencari jati diri
dipandu teman sejati
Yang slalu setia menemani
memberi arah di waktu mendua
menopang dikala terjatuh

kita jalin kebersamaan ini
tanpa batas ruang dan waktu

ya Allah kokohkanlah kasih sayang pada kami
lenyapkanlah benih ego dan angkara
satukanlah kami dalam naungan cinta dan ridho-Mu
dalam sistem KHILAFAH "KHILAFAH ISLAMIYYAH"
"KHILAFATUL MUSLIMIN"
Aamin…. Selengkapnya...